Lulus SMA adalah masa yang menyenangkan sekaligus sulit. Menyenangkan karena terbebas dari tugas, sulit karena harus menghadapi masuk perkuliahan. Setelah pergumulan disana-disini, belajar materi UTBK, perang mental memilih jurusan, akhirnya saya berhasil dinyatakan lulus di salah satu perguruan tinggi.
Saya diterima di fakultas pendidikan. Iya, pendidikan. Asik, calon
guru!
Jujur pada awalnya ini bukanlah pilihan yang saya inginkan.
Diawal-awal saya mengincar hendak masuk ke FISIPOL atau FIB. Namun sayang
sunggung sayang, saya masih ragu dengan kemampuan saya. Maka saya main aman
dengan memilih fakultas pendidikan. Eh diluar dugaan ternyata keterimanya
disini.
Namun setelah saya timbang-menimbang, fakultas pendidikan tidak
buruk-buruk amat. Setelah satu semester melewati perkuliahan di jurusan
pendidikan, hei ternyata seru juga. Berikut beberapa alasan saya berlabuh di
fakultas pendidikan, sekaligus menjadi mahasiswa jurusan pendidikan.
Pertama, mata kuliahnya paketan.
Hehe, apa itu war KRS? Saat masa-masa konsultasi, kami anak pendidikan
hanya duduk santai menunggu daftar atau list mata kuliah yang harus diajukan
saat mengisi nanti. Nggak perlu begadang demi ngedapetin mata kuliah. Sudah
disiapkan kampus Hyung!
Mungkin sisi negatifnya nggak bisa milih matkul yang kita suka. Tapi di kampus saya, setelah semester dua selesai kita tetap dapat memilih matkul yang diinginkan dan yang tidak ingin dalam paket tersebut. Berdasarkan yang saya dengar saat pertama kali masuk ya begitu.
Pokoknya apapun itu, disaat
mahasiswa fakultas lain berperang dengan sesamanya, kami hanya menatap mereka
dengan tertawa sambil ngopi dan bersantai. The power of matkul paket!
Kedua, belajar psikologi anak. Di
jurusan pendidikan, kita dibentuk menjadi seorang pendidik seperti guru atau
dosen. Kemampuan pendidik itu bukan cuma menyalurkan ilmu ke anak muridnya,
melainkan juga harus bisa memahami mereka. Sebagaimana kata orang, guru adalah
orangtua kedua di sekolah. Maka dari itu, hadirlah sebuah mata kuliah bernama
perkembangan peserta didik.
Penamaan matkul ini mungkin sedikit berbeda dengan kampus lain, kebetulan di kampus saya namanya adalah itu dan sering disingkat PPD. Singkatnya matkul ini mengajarkan beberapa keilmuan tentang anak. Mulai dari cara asuhan, gaya belajar, pertumbuhan fisik, perkembangan psikis, dan lain-lain. Secara nggak langsung juga mempelajari psikologi anak.
Ya memang sih
yang dipelajari nggak sedalam anak jurusan psikologi pastinya, hanya
dasar-dasar saja. Tapi lumayan kan? Anak orang saja saya pahami, apalagi anak
kita nanti.
Ketiga, prospeknya luas. Ayolah kawan,
stigma bahwa anak pendidikan harus menjadi guru atau stigma anak pendidikan
bisanya cuma jadi guru sudah saatnya kita musnahkan dari muka bumi. Zaman yang
penuh kecanggihan sekarang ini, perusahaan besar tidak akan peduli darimana
jurusan kita pas kuliah dulu. HRD kantor mereka nggak akan nanya, ‘’Kamu dari
jurusan mana?’’ yang akan mereka tanyakan adalah, ‘’Skill apa yang kamu
bisa?’’
Kuliah pendidikan bukan berarti saya hanya bisa belajar terkait kependidikan saja. Tidak ada larangan anak pendidikan belajar hal lain bukan? Misalnya seperti belajar pemasaran digital (digital marketing), desain antarmuka (UI Design), manajemen sumber daya manusia (human resource), dan lain-lain. Saya lihat perusahaan jika membuka rekrutmen tidak pernah mencantumkan syarat jurusan. Pasti yang tercantum kemampuan yang mereka butuhkan.
Sekarang ini adalah perang kesempatan dan peluang
kerja! Makanya, perbanyaklah skill mulai dari sekarang.
Keempat, karena diterimanya disitu. Ya jelas, alasan utama saya berlabuh ke pendidikan ya karena
keterimanya disini. Syukur Alhamdulillah, gusti Allah masih memberikan
kesempatan untuk mengenyam bangku kuliah. Memang diawal ada perang batin, tapi
ya begitulah hidup. Tidak semua yang kita inginkan akan tercapai dan kita harus
belajar untuk menerima.
Sebenarnya berada di jurusan manapun itu tidak terlalu penting, sebab itu tergantung ke diri kita sendiri. Buat apa masuk jurusan yang prospeknya luas dan bagus eh tapi kitanya malah rebahan tiap hari dan tidak mau upgrade diri. Sama saja nggak, kan? Dan yang paling utama, malaikat tidak akan bertanya apa jurusan kita semasa hidup di alam kubur! Hidup anak pendidikan!
0 Comments
Posting Komentar