Oleh: Arip Wira Utama

Universitas Sebelas Maret; Arip Wira Utama; aripwira@student.uns.ac.id

1.    Pendahuluan

Dewasa ini masyarakat dihadapkan dengan dilema besar yakni perkembangan iptek yang pesat, tidak dapat dipungkiri bahwa dinamika laju iptek kian pesat mendorong kemajuan toknologi informasi yang memberikan dampak bagaikan belati bermata dua. Dilain sisi masyarakat mau tidak mau harus mengikuti laju perkemangan iptek tersebut. Hal ini menjadi dilema yang cukup pelik, mengapa demikian? Dalam satu sisi perkebnagn iptek dalam ilmu pendidikan menjadi salah satu bentuk kemajuan dan menjadikan kemudahan untuk masyarakat menjalankan kehidupan, namun disatu sisi lain kemajuan ilmu pengatahuan ini menjadi momok menakutkan yang menghantui generasi penerus jika terlena dengan kepraktisan yang timbul dari kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, salah satunya yaitu menurunkan minat baca kaum muda terahdap literatur-literatur berupa buku bacaan.

Hal inilah yang mendorong saya untuk menulis artikel ini terlebih lagi di Kabupaten Sragen yang notabene terkenal dengan masyarkat yang erat pedesaan dan angka pendidikan yaang terbilang masih rendah.

Maka dari itu perpustakaan dijadikan sebagai sarana pengembangan budaya literasi di Sragen. Karena pepustakaan merupakan salah satu media yang berpengaruh dalam perkembangan minat baca masyarakat di Sragen. Perpustakaan dijadikan sumber rujukan dalam proses literasi masyarakat Sragen, sehingga masyarakat mendapatkan berbagai sumber informasi dan ilmu pengetahuan yang dapat dijadikan sebagai acuan masyarakat diberbagai aspek kehidupan, baik dalam aspek sosial, budaya, agama, maupun ekonomi. Dengan adanya hal tersebut, perpustakaan diharapkan dapat meningkatkan budaya literasi bagi masyarakat di Sragen.

Melihat kondisi saat ini, teknologi berkembang begitu pesat dan membawa berbagai pengaruh bagi kehidupan masyarakat Jawa Tengah. Salah satunya berpengaruh pada aktifitas budaya literasi masyarakat. Sehingga pemerintah diharapkan dapat berinovasi melalui perkembangan teknologi untuk meningkatkan budaya literasi masyarakat Sragen. Sebagai contoh misalnya, masyarakat dapat mengakses situs-situs resmi seperti google books, google scholar, maupaun digital library milik instansi resmi. Sebenarnya sarana pengembangan budaya literasi tidak hanya perpustakaan saja, namun dikarenakan konsep budaya literasi sangat berhubungan dengan perpustakan sebagai medianya, maka perpustakaan memiliki peran penting dalam proses pengembangan budaya literasi bagi masyarakat Sragen. Perpustakan merupakan salah satu yang dapat dijadikan sarana litersi bagi masyarakat Sragen karana keberadaan perpustakaan daerah (PERPUSDA) yang tersebar di beberapa daerah Kecamatan dan Kabupaten Sragen diharapkan mampu mengakomodasi dan memberi kemudahan masyarakat di wilayah daerah dapat mendapkan akses dan fasilitas yang memadai untuk berliterasi dengn hanya datang ke perpustakaan daerah terdekat diwilayahnya, dengan adanya perpustakaan daerah di harapkan akan mendongkrak budaya literasi masyarakat Sragen agar namun dengan perkembangan zaman yang berpengaruh pada pesatnya ilmu teknologi seperti gawai dan internet malah menjadikan masyarkat enggan datang ke perpustakaan daerah dan berpengaruh terhadap tingkat budaya literasi di Sragen.

Hal ini perlu disikapi dengan serius oleh kita bersama khususnya pemerintah darah setempat dan Pemkab Sragen, kedepannya mungkin Pemda dapat menggandeng dinas terkait untuk mengembangkan dan memunculkan inovasi-inovasi terbaru salah satunya dengan memanfaatkan teknologi 4.0 yang serba digital menghasilkan sebauh aplikasi perpustakaan daerah yang dapat di akses oleh khlayak umum tanpa perlu pergi ke perpustakaan.

 

2.    Hasil dan Pembahasan

Dalam kehidupan sehari ini masyarakat tidak dapat lepas dari kebiasaan untuk membaca sesuatu hal, hal semacam ini telah menjadi kebiasaan masyarakat di setiap tempat terlebih di Kabupaten Sragen. Kebiasaan membaca ini didasari oleh keingintahuan dan rasa penasan akan sebuah informasi, sehingga masyarakat terdorong untuk menlakukan kegiatan membaca agar mendapatkan informasi yang diinginkan.

Perlu diketahui kegiatan membaca merupakan kegiatan yang sangat bermanfaat karena membaca selain untuk menggali informasi, membaca juga dapat di jadikan self healing bagi sesorang. Membaca bukan lah hal yang sukar untuk dilakukan, asalkan mendapatkan dorongan dan keinginan untuk membaca. Maka dapat di simpulakan bahwa cara untuk meningkatkan tingkat minat baca masyarakat khususnya Kabupaten Sragen yakni dengan cara menghasilkan rasa keingintahuan dan dorongan pada sebuah informasi.

Kegiatan membaca bisa dalam bentuk apapun bukan hanya literatur-literatur pendidikan saja, harus disadari membaca bukan hanya kegiatan akademis semata, membaca dapat disandingkan dengan kegiatan berbicara dengan kata lain membaca sudah menjadi bagian dari kebutuhan manusia, contoh paling sederhana akan hal ini saat kita terkadang membeli sesuatu di swalayan atau gerai produk ritel pastinya kita akan membaca apa keterangan produk, mulai dari nama, komposisi, tanggal kadaluarsa, apabila kita ingin membeli produk makanan biasa kita membaca kegunaan dan juga manfaat dari sebuah produk tertentu. Proses tersebuah sudah dapat di katakan membaca yang di dorong leh rasa keingintahuan konsumen terhadap produk yang ingin di beli.

Kegiatan literasi yang ada sekarang lebih di anggap sebagai kegiatan akademis, membaca harus buku buku tentang materi pembelajaran atau sebuah inormasi akademik, namun literatur-literatur akademis cenderung memuat informasi yang cenderung berat untuk di baca, berisis dengan berbagai informasi keilmuan dengan cara penayajian buku yang monoton membuat minat maca terhadap literatur akademis kecil. Hal demikian yang membuat tingkat baca melemah dan beralih kecenderungan bermain gawai bukuan hanya anak-anak remaja saja yang mulai meningglakan literasi buku dan lebih memilih bermain gawai, sebenarnya tujuan pada akhirnya pun sama untuk menngetahui sebuah informasi. Ada yang memilih koran atau bacaan konvensional tertulis dengan media cetak juga ada yang memilih untuk mengakses melalui jejaring sosial media atau berita-berita pada media masa.

Meski demikian sebetulnya telah hadir dibeberpa daerah, disekolah, di tempat-tempat umum sebagai media kita untuk berliterasi, terdapat pojok baca di tempat tempat umum meski koleksi bacaannya hanya terbatas, terdapat taman baca di tempat tertentu walau mungkin bukan berfungsu sebagi bacaan akademis untuk menunjang kegiatan akademis, pojok baca atau taman baca berinisiasi untuk memfasilitasi masyarakat untuk sekedar menghilangkan kebosonan di tempat umum.

Selain pojok baca dan taman baca sebetelulnya telah terdapat perpustakaan yang memiliki koleksi literatur lebih lengkap dan beragam baik di sekolah, universitas maupun perpustakaan daerah dengan literatur yang relatif beragam mulai dari bacaan akademis hingga bacaan informatis mengenai kesehatan menjadikan masyarakat dapat memilikih bacaan yang digemari dan meneysuaikan dengan apa yang di butuhkan.

Namun demikian kunjungan masyarakat mulai berkurang akibat adanya pembatasan sosial bersekala besar akibat Covid 19, menurut informasi yang penulis dapat dari beberapa responden yang bersedia menjawab beberapa pertanyaan yang di ajukan setidaknya terdapat dua alasan mengapa terjadi penurunan kesukaan dan juga kunjungan perpustakaan untuk membaca literasi,  dua masalah ini yaitu :

 1. Kemajuan IPTEK

kunjungan perpustakaan mulai berkurang dengan adanya kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi berupa gawai, kecenderungan serba instan menkjadikan kebiasaan membaca litertur berupa buku menjadi berkurang dan beraling menjadi kegemaran untuk menonton video yang tersaji dengan lebih menarik dan bergam bentuk sengga menarik lebih banyak orang di bandingkan harus membaca literur yang belum tentu selesai dalam beberpa jam.

 2. Koleksi bacaan

Beberpa responden mengatakan bahwasanya buku bacaann yang tersedia masih sama dengan beberpa tahun bulan belakanagan, dengan kata lain responden yang menjawab beberapa pertanyaan yang di ajuakan penulis merasa bosan karena koleksi literatus yang di miliki perpustakaan yang mereka biasa kunjungi tidak atau kurang di perbarui untuk beberpa literatus yang merka gemari, hal ini menjadi salah satu faktor mrnurunnya kujunngan perpustakaaan oleh masyarakat.

Dengan mengetahui pokok permasalaahan menurunnnya jumlah kunjungan masyarakat terhadap perpustakaan yang berimbas pada menerunnya tingkat minat baca masyarkat terhadap literasi, penulis merangkum beberapa ide atau gagasan yang mungkin dapat di jadikan solusi atau setidaknya untuk berbenah guna meningkatkan minat baca masyarakat, yakni memulai dengan hal- hal sederhana dengan mengetahui informasi apa saja yang di butuhkan oleh masyarakat sekitar khususnya Kabupaten Sragen, dengan menegtahui kebutuhan dinas terkait atau penulis dapat menhadirkan literatur literatus yang relevan dengan kebutuhan literatus masyarakat Provinsi Jawa Tengah yang mayoritas sebagi pedagang, petani atau peternak. Yang perlu di kembangkan antara lain :

a) Koleksi literasi

Setalah menegtahui literatur apa yang relevan dengan masyarkat Kabupaten Srragen, di harapkan dinas terkait dengan menggandengn kerjasama dengan pihak pihak terkait seperti perpustakaaan daerah untuk menambah koleksi literatus yang sesuai dengan kebutuhan masrakat di sekitarnya yang mayoritas sebagi pedagang, petani dan peternah, peperpustakaan dapat menambahkan koleksi literasi yang sesuai, seperti contohnya literasi pertanian, kiat-kiat memberantas gulma, cara beternak unggas dengan lahan kecil, usaha yang relevan dimasa pandemi. Literatur semacam ini ini lah yang nantinya di butuhkan oleh masyarakat sekitar untuk mengembangkan diri. Setelah koleksi literatur telah sesuai dengan apa yang di inginkan masyarakat dinperlukan upaya sosialisasi agar masyarakat paham akan literasi yang relevan dengan kehidupan masyarakat sehari-hari ada, sehingga masyarakat nantinya di harapkan emiliki keinginan untuk berkunjung ke perpustakaan untuk mendapatkan informasi yang di inginkan.

 b) Upaya jemput bola

Setalah pelengkapan koleksi literur terlaksana diperlukan upaya sosialisai untuk menarik perhatian masyarakat terhadap literasi, dalam hal ini petugas dapat membawa bebebrapa contoh bacaan yang relevan dengan masyarakat sekitar, sehingga masyarakat nantinya dapat tertarik dan berkunjung ke perpustakaan.

Selain itu upaya jemput bola yang patut di gencarkan adalah adanya perpustakaan keliling untuk dapat menjangkau masyarakat yang memeiliki kendala untuk berkunjung ke perpustakaan, sehingga masyarakat kelompok ini juga dapat menikmati atau setidaknya mendapatkan informasi terhadap literatus yang telah di siapakan dan relevan dengan kehidupan masyarakat.

 c) Perkembangan IPTEK

Hadirnya perkembangan ilmu pengetahuan semestinya dapat di manfaatkan untuk meningkatkan minat baca masyarakat, dalam hal ini ilpek yang identik dengan 4.0 yang serba digital dapat memasukkan perpustakaan yang sebesar gedung pencakar langi dapat di sulap menjadi sebuah tampilan layar yang minimalis namun tetap interaktif, upaya ini di tujukan untuk kelompok milenial atau setidaknya yang sudah melek gawai sehingga dapat mengaksesnya dengan mudah. Dengan begitu masyarakat dapat membaca literatur yang diinginkan di manapun dan kapanpun.

3.    Penutup

Kesimpulan :


Perpustakaan merupakan salah satu sarana atau fasilitas yang bertujuan untuk masyarakat dapat menggali berbagi macam informasi dengan cara membaca literatur yang relevan dengan kebutuhan atau sesai dengan keinginan masyarakat. kepenurunan kunjungan perpustakaan yang di akibatkan oleh beberapa faktor antaralain, kecenderungan masyarakat yang beraling bermain gawai, pembatasan sosial karena Covid 19 dan juga faktor internal perpustakaan yang dimana koleksi literaturnya kurang beragam membuat masyarakat berkurang dalalm kunjungan perpustakaan yang menjadi pemicu turunnya minat baca terhadap literatur.


Namun dengan adanya beberpa hambatan di atas, dapat di jadikan inovasi untuk mengembangkan perpustakaan agara lebih baik lagi salah satunya dengan menambah koleksi literatur, upaya jemput bola oleh penggiat literasi untuk mendapatkan antusiasme masyarakat, sehingga nantinya masyarakat tergugah untuk lebih melek terhadap kegiatan membaca, bukan hanya membaca akademis untuk kebutuhan pendidikan, namun membaca yang paling baik adalah membaca yang bermanfaat dan relevan terhadap kebutuhan masing masing, sehingga pembacanya ada dapat berkembang dengan informasi yang di peroleh dari literaturnya.


Saran :


Peningkatan minat baca masyarakat khususnya Kabupaten Sragen dapat tercapai dengan adanay kerja sama oleh setiap aspek masyarakat sehingga memicu keinginan atau ketertarikan masyarakat untuk membaca literatur yang sesuai dan relevan dengan kebutuan masyarakat. Salin itu perkembanagn iptek juga harus dapat di manfaatkan untuk menumbuhkan serta meningkatkan rasa cinta terhadap literasi, karena dengan literasi dapat mendapatkan informasi yang akurat dan selanjutnya dapat di kembangkan sesuai keinginan masyarakat.