Aku teringat akan tanah kampungku
Hitam keras, dan coklat pekat
Tapi di tanah itulah aku lahir
Melihat dunia untuk pertama kalinya

Aku teringat akan lantai ruang kelasku
Hanya tanah kering, dan tanah kasar
Tapi di lantai itu aku menuntut ilmu bersama temanku
Menikmati masa mudaku

Aku teringat akan tanah kebun ayahku
Coklat, pudar, kasar, dan terkadang melukai kaki ayahku
Tapi di tanah itulah ayahku memperjuangkan semuanya
Demi sesuap nasi untuk keluarganya

Aku teringat akan lantai dapur ibuku
Bukan papan, tapi semen kasar
Yang terkadang melukai kaki ibuku
Tapi di dapur itulah ibuku memasak untukku

Aku teringat akan lantai kamarku
Hanya sebuah papan, tanpa alas
Tapi di kamat itulah aku belajar
Demi meraih impian yang terus kukejar

Aku teringat akan ruang tamu rumahku
Beralas karpet kasar, yang sangat tidak nyaman
Tapi di karpet kami bersenda gurau
Untuk melupakan beban hidup ini

Dan kini, aku jauh dari tanah kampungku
Aku jauh dari teman, rumah, dan keluargaku
Tanah kampungku, aku rindu
Aku ingin kembali padamu

Tanah kampungku, aku rindu
Aku berjanji untuk segera pulang
Melepas rindu pada teman, rumah, dan keluargaku
Juga padamu, tanah kampungku

Puisi singkat ini saya buat untuk menggambarkan kerinduan seorang perantau atau pelajar yang merindukan kampung halamannya di saat ia berada di tanah orang untuk menuntut ilmu demi meraih cita cita.