Sumber: Unsplash

Bicara tentang film robot tentu yang ada di pikiran anda adalah seri Transformers. Bagaimana tidak, film itu memang sudah menang secara nama dan film. Meskipun beberapa kritikus film menilai bahwa nggak semua serinya berjalan baik, tapi Transformers tetap memenangi genre film robot terpopuler.

Ada satu film lagi bertema robot yang bernama Pacific Rim. Saya yakin nggak semua orang tahu tentang film ini karena memang promosi film ini nggak segencar Transformers dan hype-nya juga nggak tinggi-tinggi amat. Film ini sudah berjalan dua seri yang terakhir rilis tahun 2018.

Buat saya, Pacific Rim ini seharusnya bisa melengserkan Transformers dan film bertema robot lainnya. Kenapa begitu? Ini dia.

Pertama, segi cerita Pacific Rim ini mudah untuk dipahami. Serius, mudah sekali. Cuma ada dua pihak, kaum manusia dengan robotnya sebagai protagonis dan monsternya sebagai antagonis. Sudah, hanya itu. Di sepanjang film kita juga disuguhkan pertarungan antara dua kelompok ini dengan CGI dan efek yang keren banget, tidak kalah dengan film robot sebelah yang diarahkan Michael Bay. Film pertamanya juga bisa dibilang nggak ada plot twist namun tetap seru untuk diikuti. Kecuali di film keduanya.

Kedua, genre dramanya juga oke banget. Pacific Rim benar-benar terfokus ke perseteruan antara manusia dan monster, tapi nggak melupakan side story dari pemeran lainnya. Hebatnya lagi, drama diantara karakter film ini disajikan dengan pas banget serta sesuai dengan usia mereka. Misalnya di film pertama, interaksi antara Mako dan Raleigh ditunjukkan selayaknya mas-mas dan mbak-mbak yang udah berumur. Di film kedua, interaksi antara Jake dan Amara juga ciamik. Jake dengan pemikiran yang dewasa menghadapi Amara yang masih naif dan liar. Cocok lah pokoknya.

Ketiga, nggak ada unsur politik. Rata-rata film robot Hollywood itu pasti banyak banget politiknya. Contohnya film sebelah. Dari seri satu sampai lima pasti sarat politik. Ya memang nggak disebutkan secara jelas sih, tapi bisa kita amati dari bagaimana pihak berkuasa itu ikut campur. Di Pacific Rim, tidak ada! Hanya perang, perang, perang!

Dengan adanya kelebihan-kelebihan diatas harusnya Pacific Rim menjadi film robot terbaik. Tapi sayangnya sekuelnya yang berjudul Pacific Rim: Uprising tidak sukses mengikuti kesuksesan filmnya yang pertama. Ya bagus, tapi banyak sekali celahnya.

Kendali robot di seri kedua ini terkesan sangat gampang. Beda sekali dengan seri pertama dimana tiap pilotnya harus berjalan sangat lambat banget, integrasi kedua pilot yang ribet, dan respon robot yang lambat. Percayalah, kesan itu sangat realistis sekali. Ya namanya juga robot, pasti susah. Tapi di film kedua ini mengendarai robot serasa membawa mobil. Integrasinya juga mudah. Bahkan pilotnya juga bisa melompat, berlari, dan freestyle. Iya, memang latar waktunya udah lebih canggih.

Tapi kalau robotnya udah sebegitu canggih, seharusnya monster yang ditampilkan juga lebih ganas. Namun di film ini monsternya tidak ada bedanya dengan yang pertama, kecuali pas di akhir ada monster yang kuat, itu pun setelah semua monsternya bergabung. Kalau misal sejak awal ada monster yang lebih ganas, mungkin lebih bagus.

Latar tempat bertarungnya pun menurut saya sudah oke, tapi rasanya greget gitu. Di film pertamanya hampir semua pertarungan dilakukan di perairan. Sehingga feel pertarungan robot dan monsternya itu mantap banget. Disini lebih banyak di daratan dan sekilas, saya merasa kayak nonton Ultraman dalam versi mesin.

Hal lain adalah plot twist dan pihak lain di seri kedua ini mantap banget. Ini dia yang menurut saya kekuatan seri kedua. Kita disajikan plot twist yang keren dan pihak ketiga yang lumayan keren sih.

Tetap saja secara keseluruhan Pacific Rim tetap keren kok. Salah satu hal luar biasa dari seri ini adalah endingnya yang buat saya memuaskan banget. Baik pertama maupun kedua. Nggak ada istilah ending gantung, karena endingnya disajikan dengan elegan dan ciamik. Seandainya seri keduanya dibikin lebih baik lagi, saya yakin ini akan menjadi film robot terbaik.